TeknoLimit.Id – Terhenti pada babak awal Malaysia Open 2024, India Open 2024, dan Indonesia Masters 2024, pebulu tangkis 26 tahun itu memperbaiki hasil pada All England Open 2024 dan Kejuaraan Asia 2024 dengan menjadi juara.
Jonatan melanjutkannya dengan selalu menyumbang poin sejak fase penyisihan grup hingga partai final menghadapi China.
Tim Thomas Indonesia akhirnya harus puas menjadi runner-up setelah kalah dari China, 1-3.
“Mungkin kalau pernah dengar wawancara saya seusai juara All England, itu memang benar. Dari dulu, Ketika kami kalah latihannya lebih gila lagi. Kalah lagi besok, latihannya jauh lebih gila lagi, begitu terus dari dulu.”
“Ya mungkin hasilnya baru dikasih sekarang, tetap bersyukur. Kalau kami bicara soal pertandingan beregu, pertandingan besar mungkin bukan ke hal teknis. Lebih fokus ke mental, semangat, daya juang.”
“Apalagi, team event yang membutuhkan tiga poin untuk kemenangan. Jadi situasi yang membuat saya ingin meraih kemenangan, membangkitkan semangat teman-teman juga.”
“Terlepas dari hasilnya, apapun itu sebenarnya saya dan teman-teman sudah menampilkan yang terbaik. Jadi, ketika ditanya mengapa itu bisa terjadi, dari pengalaman yang sudah-sudah, belajar juga body language-nya.”
“Bang Aboy juga bahas hal itu juga karena cukup berpengaruh bukan ke musuh, bukan ke orang lain, tetapi ke diri sendiri jauh lebih positif.”
Selain itu, Jonatan lebih ekspresif ketika meluapkan kemenangan meski di tengah tekanan saat posisi tim tertinggal.
“Tekanan pasti ada, tetapi bagaimana cara untuk membuat nyaman diri sendiri. Setiap orang punya cara masing-masing. Saya beda, Ginting beda, Fajar/Rian beda yang lain juga beda,” tutur Jonatan.
“Jadi, memang itu cara saya untuk meminimalisir ketegangan, pressure, dan kondisi saat itu. Mungkin, kalau ebih banyak senyum itu waktu lawan Li Shi Feng.”
“Bermain di China saat tim tertinggal 0-2, kalah supporter, dan ditonton banyak legenda China, itu tidak mudah,” aku Jonatan.
“Saya cuma ingin menunjukkan saja ketika itu terjadi. Mungkin beberapa pertandingan yang dulu, saya gampang terpengaruh dengan keadaan.”
Sebelumnya, Jonatan juga mengalahkan Li saat final Kejuaraan Asia 2024 di Ningbo dalam dua gim.
Namun pada partai final, Li bisa memberikan perlawanan lewat rubber game.
“Perubahan Li Shi Feng dari Kejuaraan Asia saat final Thomas Cup terpengaruh daei pertandingan besar, gengsinya besar, spotlight-nya juga berbeda, yang menonton juga berbeda, suporternya berbeda,” ucap Jonatan.
“Bahkan legendanya turun untuk menonton. Pasti dia juga ada ambisi, motivasi ingin menampilkan yang terbaik. Apalagi, di rumah sendiri dan saya terpikirnya cuma satu. “
“Jangan sampai saya dibalas karena saat Thomas Cup 2020 di Denmark, dia (Li) juga jadi penentu. Saat itu, saya mengalahkan Li Shi Feng, satu hal itu saja yang saya pikirkan.”
“Saya tidak mau jadi penentu itu (kekalahan), jadi sudah lawan saja. Kalau dari sisi permainan dari Kejuaraan Asia sama, tidak ada yang berbeda, tidak ada perubahan berarti yang drastis.”
“Tetapi saat ini saya coba mau berubah dari pengalaman yang lalu untuk bisa membuktikan kepada diri saya sendiri bahwa saya juga bisa dengan keadaan yang mungkin sedang tidak baik-baik saja.”
“Saya berusaha untuk menjadi Jonatan yang berbeda. Itu yang saya lakukan kemarin (Thomas Cup 2024).”
Performa peraih medali emas Asian Games 2018 itu juga menuai pujian dari pecinta bulu tangkis Tanah Air.
“Terima kasih untuk supporter Indonesia. Terlebih kalau kita bicara Thomas Cup, team event, menang dan kalah bersama walaupun saya menang terus, tetapi hasilnya runner-up, tidak masalah. Teman-teman sudah melakukan yang terbaik.”
“Tetapi untuk keseluruhan dari All England, bersyukur, berterima kasih, pasti juga untuk teman-teman yang selalu ada ketika saya di bawah. Itu jauh lebih berarti daripada hadir saat kita sedang di atas saja.”
“Apresiasi kepada penggemar saya juga yang dari awal tahun sebenarnya tidak bagus-bagus amat. Kalah babak pertama, babak kedua. Jadi, tidak mudah melewati proses itu.”
“Kalau melihat sekarang mungkin enak. Awal tahun bukan start yang bagus bagi saya dan Tuhan bantu.”
Berkaca dari hasil Thomas Cup 2024, Jonatan mengatakan bahwa kekuatan tim negara-negara peserta sudah merata.
“Denmark bisa kalah dari Taiwan, Taiwan bisa masuk semifinal. Jadi, menurut saya rata semua pemain, setiap negara itu tunggal pertama dan kedua, ganda juga siapa pun bisa menang,” ucap Jonatan.
“Menurut saya, hal yang wajar dan bagus untuk bulu tangkis juga. Mungkin untuk tim Indonesia perlu juga untuk menambah lagi dan berbenah. Tapi, saya rasa tidak banyak yang harus dibenahi hanya sedikit saja.”
Jonatan selanjutnya akan berpartisipasi pada Singapore Open 2024 (Super 750, 28 Mei-2 Juni) dan Indonesia Open 2024 (Super 1000, 4-9 Juni).