TeknoLimit.Id – Latihan selama kurang lebih 3,5 jam itu dimanfaatkan skuad Merah-Putih untuk beradaptasi dan pengembalian kondisi.
Manajer tim Ricky Soebagdja yang memimpin langsung menceritakan jalannya latihan.
“Setelah tiba kemarin siang, saya memang memberikan waktu bebas aktif untuk para atlet. Bebas dalam hal ini adalah untuk istirahat atau bila ingin latihan ringan dipersilahkan,” kata Ricky dalam siaran resmi PBSI.
“Baru siang ini tim Thomas dan Uber menggelar latihan gabungan di lapangan latihan dan arena pertandingan. Saya tekankan untuk latihan tadi bisa dipergunakan secara maksimal.”
Ricky menjelaskan bahwa kondisi para atlet cukup baik. Dengan penuh semangat mereka melahap semua menu latihan yang ditawarkan oleh pelatih.
“Kondisi anak-anak cukup baik dan semoga terus seperti itu. Sehat dan tidak ada sesuatu apapun sehingga bisa konsentrasi di sisa latihan sebelum laga perdana,” kata Ricky.
Sementara itu pelatih ganda putri Eng Hian menjadikan latihan perdana ini sebagai ajang adaptasi. Didi, sapaan akrabnya, juga ingin mengembalikan kondisi fisik anak-anak asuhnya.
“Kondisi lapangan baik dan memang hari ini kita jadikan adaptasi terkait semua faktor. Shuttlecock dan arah angin seperti biasa,” ucap Eng Hian.
“Pengembalian kondisi juga dilakukan hari ini setelah melakukan perjalanan terbang yang tengah malam kemarin dari Jakarta menuju ke Chengdu,” tuturnya.
Eng Hianmengatakan secara persiapan teknis, tidak ada yang berbeda antara persiapan turnamen beregu dengan persiapan turnamen perorangan.
Perbedaannya terjadi ketika membangun kebersamaan.
“Kalau untuk persiapan secara teknis tidak ada yang berbeda tapi untuk beregu lebih ke bagaimana kita membangun kebersamaan, baik di tunggal maupun di ganda,” ujar Eng Hian
“Kami harus saling support apapun hasilnya. Perjuangan anak-aak dengan memberikan yang terbaik sesuai kapasitasnya sudah cukup bagi kami.”
Terkendala kondisi shuttlecock
Walau latihan berjalan lancar, adaptasi belum sepenuhnya maksimal. Jonatan Christie merasakan ada yang tidak normal pada shuttlecock yang digunakan.
Shuttlecock dirasa lajunya terlalu kencang.
“Shuttlecock yang kami coba di latihan hari ini, yang dikatakan panitia adalah shuttlecock yang akan digunakan di pertandingan, menurut saya lajunya terlalu kencang dan kencangnya berlebihan,” tutur Jonatan.
“Memang ada shuttlecock yang kencang tapi tidak sekencang ini juga. Itu yang masih menganggu tadi. Hanya kalau dari kondisi lapangan secara garis besar sudah ok,” kata juara All England 2024 itu.
Senada dengan Jonatan, Daniel Marthin juga mengeluhkan kondisi shuttlecock.
“Lapangan tidak ada masalah, ini standar China pada umumnya. Hanya saja, saya harus lebih beradaptasi lagi dengan shuttlecock yang sangat kencang ini,” ujar Daniel.
“Saya juga harus waspada perubahan tiba-tiba. Di latihan shuttlecocknya kencang, pada saat pertandingan bisa saja jadi lambat,” tutur Daniel.
Baik tim Thomas Cup maupun Uber Cup Indonesia masih memiliki kesempatan satu kali lagi pada Jumat (26/4/2024) besok sebelum menjalani laga pembuka pada Sabtu (27/4/2024).